>>Senja ke-17, Ahad Kembali
9 Juni 2013
Setiap kali saya tersenyum, saat itu juga saya kehilangan kesadaran bahwa saya sedang kalah. Tapi tiap kali saya menangis, saya selalu tau kalau saya sedang menempuh jalan menjauhi kekalahan itu.
Setiap kali saya terisaklah saya selalu disadarkan bahwa mutiaramutiara itu sedang seperti pasir yang terbekap erat dalam genggaman saya, yang sedang jatuh, luruh..
Di sore yang mendung..
"Bagaimana responmu saat ada seseorang yang mengetahui sifat aslimu yang kau sembunyikan? Kau akan marah?" Tanyamu di sampingku, sambil menatap lurus ke depan.
Saya yang heran dengan pertnyaan itu sontak menatapmu, lama.
"Tidak juga. Karna yang mungkin itu karna keteledoranku, kesalahanku. Dan bukan karena orang itu mengorek-ngorek diriku.." Jawabku sambil tersenyum.
Kenapa kawan? kau tau sesuatu tentang saya? Kau kecewa tentang keburukan dan kekurangan saya? Atau ada seseorang yang menjelekjelekkan saya di telingamu?
Sudah berapa banyak angka yang rontok di hadapan saya dan sebanyak itu pula saya selalun membutuhkan siapa saja yang menerima saya dengan buruknya saya, lebihnya saya, atau biasanya saya di mata mereka.
Saya tak akan risau, tak akan mencerca siapa saja yang menilai saya sedang buruk rupa. Toh siapa tau dia sedang salah sangka. Toh memangnya kenapa kalau saya memang sedang seperti itu?
Kalau kau ingin menerka, boleh saja! Kuberi tau, siapa saja boleh mengenal saya lebih dari siapapun, atau sok mengenal saya. Asalkan jangan beraniberani merusak zona aman yang sudah tercipta di tengahtengah saya dan sahabatsahabat saya.
Kawan.. Tak tau apa yang ada di kepalamu untuk tanyamu sore itu. Saya tak akan pusing. Kita bisa bertukar apapun di waktuwaktu kita nanti, kan?
9 Juni 2013
Setiap kali saya tersenyum, saat itu juga saya kehilangan kesadaran bahwa saya sedang kalah. Tapi tiap kali saya menangis, saya selalu tau kalau saya sedang menempuh jalan menjauhi kekalahan itu.
Setiap kali saya terisaklah saya selalu disadarkan bahwa mutiaramutiara itu sedang seperti pasir yang terbekap erat dalam genggaman saya, yang sedang jatuh, luruh..
Di sore yang mendung..
"Bagaimana responmu saat ada seseorang yang mengetahui sifat aslimu yang kau sembunyikan? Kau akan marah?" Tanyamu di sampingku, sambil menatap lurus ke depan.
Saya yang heran dengan pertnyaan itu sontak menatapmu, lama.
"Tidak juga. Karna yang mungkin itu karna keteledoranku, kesalahanku. Dan bukan karena orang itu mengorek-ngorek diriku.." Jawabku sambil tersenyum.
Kenapa kawan? kau tau sesuatu tentang saya? Kau kecewa tentang keburukan dan kekurangan saya? Atau ada seseorang yang menjelekjelekkan saya di telingamu?
Sudah berapa banyak angka yang rontok di hadapan saya dan sebanyak itu pula saya selalun membutuhkan siapa saja yang menerima saya dengan buruknya saya, lebihnya saya, atau biasanya saya di mata mereka.
Saya tak akan risau, tak akan mencerca siapa saja yang menilai saya sedang buruk rupa. Toh siapa tau dia sedang salah sangka. Toh memangnya kenapa kalau saya memang sedang seperti itu?
Kalau kau ingin menerka, boleh saja! Kuberi tau, siapa saja boleh mengenal saya lebih dari siapapun, atau sok mengenal saya. Asalkan jangan beraniberani merusak zona aman yang sudah tercipta di tengahtengah saya dan sahabatsahabat saya.
Kawan.. Tak tau apa yang ada di kepalamu untuk tanyamu sore itu. Saya tak akan pusing. Kita bisa bertukar apapun di waktuwaktu kita nanti, kan?
***********************************************************************************
Kutuliskan hal gaje ini, demi tanyamu yang aneh itu..
With my sister, Roidah..
1 komentar:
saya selalu membutuhkan siapa saja yang menerima saya dengan buruknya saya, lebihnya saya, atau biasanya saya di mata mereka..
#gemessamakalimatini
Posting Komentar