Sabtu, 19 Oktober 2013

Yang Kabur Di antara Dedaunan Kering

Ahad,15 September 2013

Entah tersisa berapa lagi masa kita untuk tetap berada di sini. Di jalan ini..
Tidak terasa setahun sudah dan tak ada yang menghitungnya, sejak kapan.. sejak kapan..

Pagi yang menyenangkan, saya pergi menjauhi rumah teduh itu bersama Lina. Lagilagi dia. Yang selalu saja standby untuk saya. Mungkin saya tak sampaisampai juga membalasnya kawan..  di bawah teduh pohon di pinggir danau itu. Terduduk berdua saja. Terpekur dan yah.. terdiam lama.

Hey!! Sebenarnya setelah kita sudah mendamaikan punggung dengan duduk sejenak beberapa menit saja di bawah pohom itu, kami berhasil lagi menjadi makhluk usil pagi itu.
Yah,, mereka banyak yang dah tau juga, saya ini kalo usil pake banget dan seharusnya gak diampuni kali yah.. J
Tapi percayalah bahwa saya tidak sedang ingin membuat kekacauan pagi itu. Hanya berusaha mengajakmu bersama, menatap sunyi pagi di pinggir danau itu. Dan saya, sudah salah dengan membuatkanmu acara bermain, petak umpet pulak. Hehe.. benarbenar saya ini, menyauruhmu mencari kami di kampus selebar itu bukan candaan yang baik di pagi hari. Iya, Lina juga tampak sangat keterlaluan. Tapi ini bukan acara kejutan di pagi hari tanggal 15 September, yah..!! Sueerr!

Semua episode sejak kemarin malam yang saya lewati, seperti seluet yang merupa slide-slide pendek berdurasi hanya beberapa detik saja. Tanpa suara bahkan, kawan! Tanpa warna, dan hanya sketsa hitam putih atau warna-warna pudar seperti pada potongan film di tahun saya baru lahir. Entah kenapa,tak ada yang mengerti bukan? Pun kau dan dia.

Di tempat saya berpijak beberapa jam lalu. Di sebuah bangunan mungil. Tempat saya akhirnya melihat punggungmu menjauh, sampai pada titik hitam yang menghilang di tikungan sana. Beberapa detik yang lalu saya masih tersenyum bahkan. Ini untuk pertama kalinya, aku sedih menatap punggungmu kian menjauh. Meninggalkan sejuta khawatir yang tak beralasan di otak saya ini. Ditikungan sana, akhirnya saya hanya mendapati bayangan yang hilang. Tidak pada senyum saya, tidak juga segala hal tentang harapan yang hampir mendefenisikan ujungnya..

,kau tau, saya tak pernah ingin takut tentang takdir

Sekian kalinya kau,
n.t

Tidak ada komentar: