Beberapa menit yang lalu saya
lama tertegun di depan layar notebook, meresapi kembali makna dari pesan
singkat seorang teman lewat akun jejaring social saya, juga pesan singkat yang dating
satu persatu ke handphone di samping saya. Bukan. Bukan karna saya terlalu
bodoh hanya untuk mengerti kalimat sederhana dari pesan-pesan singkat itu. Hanya
saja, saya terlalu kaget dengan apa yang baru saja saya abaca, saya bahkan
sudah hampir menangis mendapat kabar musibah itu.
Saya bukan seorang yang mudah
tersentuh, saya juga bukan seorang yang cengeng untuk hal-hal yang tidak saya rasakan, apalagi saya
pun bukan seorang yang lembut hatinya, yang sangat mudah untuk bersimpati,
ataupun menangisi apa-apa. Saya sangat jauh dari kesan seperti itu(itu
penilaian dari diri sendiri loh, ya..), meskipun sebenarnya terkadang ada saja
keadaan yang saya harus menangis di situ, tapi sekali lagi, air mata saya tak
juga menganak sungai meski hati saya menjerit minta diluruhkan. Memang dalam
diri saya, terkadang impuls yang sudah dihantarkan
menuju saraf2 motoris, tidak juga mau terealisasikan oleh anggota tubuh saya. Saya
betul-betul sulit untuk MENANGIS.
Tapi,lagi-lagi, tidak tau kenapa
saya dirundung mendung, tidak jelas dari mana datangnya. Maksud saya, saya tau,
itu disebabkan dari kabar yang baru saya terima dari teman-teman saya, tapi
saya tidak tau kenapa air mata saya tiba-tiba berserobok ingin keluar. Padahal saya
tidak (atau tepatnya BELUM) mencerna baik2 isi pesan itu, saya belum merasakan
kesedihan yang sewajarnya. Di subuh yang hampir terang itu, saya baru tersadar
dari tidur saya yang kemalaman. Saya barusan terlelap ketika jam digital di
handphone terdekat menunjukkan angka tiga, dini hari. Mungkin kau akan
tersenyum membaca ini kelak. Karna saya mau bilang, bahwa Saya benar-benar
melankolis pagi ini(sepertinya).
Allah tak akn menyia-nyiakn hambaNya |
Dan well ya? Saya belum stabil
betul selepas sakit kemarin. Dengan pertimbangan kesehatan saya, yang takutnya
tidak bisa saya atasi di sana di tengah lalat2 yang selalu saja membawa virus
penyakit, saya putuskan untuk pulang. Saya pun ingin memenuhi panggilan dari
orang tua saya di rumah yang khawatir juga terhadap saya kalau nanti ada
apa-apa.
Sungguh saya tidak berfikir untuk
meninggalkanmu di sana. Tidak juga karna saya terlalu pengecut menghadapi
air-air yang banyak itu, tapi lebih karna saya masih kurang sehat. Bahkan kemarin
malamnya, setelah saya selesai menulis bahan postingan saya, saya sudah akan
turun dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi untuk,,, huwweeekk! Muntah!:D:D
tapi buru-buru saya baring dan memaksa untuk memanjakan rasa ngantuk saya yang
sudah menggelantungi kepala sedari tadi.
Saya tidak pernah berfikir, air-air
meluap itu akan separah saat ini. Saya juga tak berharap berlama-lama di rumah
menunggu air surut, karna saya pun rindu untuk kembali ke sana. Saya ingin
ujian.
Saya menyesal tidak berada di
sana untuk menolongmu,
Saya sedih harus mendapati
kenyataan ini,
Saya bingung saya harus bagaimana
untuk selalu ada untukmu,
Lebih-lebih saya sangat salah
tingkah dengan ini semua,
Mudah-mudahan Allah mengmpuni
saya, memaafkan saya, karna saya tak tau harus membantu seperti apa untukmu,
saya pun tak punya apa-apa, saya terlalu lemah.. jika saya ada saat itu, di
sana bersamamu, saya pun hanya bisa berusaha agar masih ada senyuman di atas genangan
air. Itu saja.
Semoga kesedihan itu, kebingungan
itu, juga penyesalan itu sekedar rasa dalam hati saya yang tetap dalam porsi
yang wajar. Sebab saya pun bukan seorang yang selalu tegar bak Umar bin Khottob
atau selalu santai dan tenang seperti Abu Bakar. Sekali lagi saya hanya saya,
diri saya sendiri yang bukan siapa-siapa tapi saya selalu berdoa suatu saat
saya bisa termasuk dari siapa-siapa itu..(nah, loh?)
Kembali
saya tatapi
layar hp hitam itu
“Air
di tahfiz naik. Sudah mencapai anak tangga kedua. Mohon kirim doanya, ukh! Sekarang
akhwat dalam proses evakuasi”
Ya robb, lindungi kami, beri
kami kekuatan untuk tetap terus menaiki tangga ujian kenaikan iman-Mu. La haulaa
wa laa kuwwata illaa billah.. T_T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar