Jumat, 04 Januari 2013

TahfidzQ di Januari 2013

2013 baru saja datang, dan kemudian..TAHFIDZ BANJIR..!!


Iyaa, itu memang rumah saya.
Tempat saya tinggal untuk menuntut ilmu dan mengejar mahkota-Nya, kembali digenang air setinggi 2 meter(katanya). Itu yang diterangkan ke kita para santri. Tapi rasa-rasanya, yang saya lihat ketinggiannya sudah lebih dari 2 meter yang bahkan hampir mencapai 3 meter. Mungkin emang gitu ya..? namanya juga air banjir, udah pasti airnya akan semakin naik seiring hujan yang emang gak berenti-berenti.. dan ini memang adalah sejarah banjir terparah selama saya berada di bangunan bersejarah ini, setidaknya itu menurut kacanya mata saya selama 4 tahun menempati pondok ini..(hiks..hiks..Ya Allah, selamatkan rumahkuu..T_T).

Situasi asramanya, jangan dan emang gak usah dibayangkan. Lembab sana-sini, meskipun airnya memang tak masuk hingga gedung asrama, entah kenapa air dari luar ikut ‘jalan-jalan’ juga menyusuri lantai-lantai asrama, ‘menumpangi’ setiap kaki-kaki para akhwat yang telah  selesai dengan mandi hujannya di teras depan math’am kita. Trus, ada juga makhluk kecil nan imut alias amit2 yang sering para akhwat menyebutnnya sebagai ‘pasukan lalat pasar malam’. Oia, ngomong2 soal situasi asrama kita, kamar-kamar selau dipenuhi dengan ember-ember, dan gantungan di mana-mana. Kenapa banyak gantungan? Ya, tak lain dan tak bukan dari cucian kita2 yang meskipun sudah dijemur bak jualan sentral n pasar butung berhari-hari tapi(qadarallah) gak kering-kering juga.. hiksT_T


Demikian sedikit liputan singkat saya yang sempat saya publikasikan(apaaaa..) tentang situasi asrama.
Lanjut pada pembahasan yang ingin saya bicarakan. Kemarin, kak fitri mengumpulkan kami di mushollah, menguatkan hati kami tentang apa-apa yang  tlah Allah berikan kepada kami, yaitu banjir! Hohoho..o_O . yah, memang miris sekali kedengarannya klo sudah dibilangin seperti itu. Kak Fitri menambahkan, bahwa klo memang situasi masih gitu-gitu aja, gak agak mendingan, atau malah tambah parah saja, ada kemungkinan akan keluarkan keputusan “Diperbolehkan izin pulang dengan pertimbangan lingkungan yang kurang memadai untuk tetap tinggal di sini”. Untuk masalah kesehatan, akses air bersih, serta pakaian kami yang tidak kering-kering juga sangat perperan untuk menyukseskan keputusan itu.
Yang begitu membekas dari kata-kata kak Fitri kemarin adalah;

“Kami tidak izin pulang bisa dikeluarkan dari atasan,tapi meskipun sekiranya tidak diizinkan, bisakah kita ikhlas saja. Apalagi, ketika pulang pun, kita akan menjalani ini semua dalam kebersamaan. Tidak ketika masing2 pulang dan tidak ada apa-apa di rumah” 

begitulah kurang lebih kata-kata kak Fitri dengan nada khasnya, yang selalu mengingatkan saya kepada seorang kakak senior saya dulu. (hati2 tlisanx nyasar,jid)
Mendengar  itu, sejuknya ukhuwah serasa berserobok masuk ke paru-paru, menyesaki dari dalam, lalu memberikan nafas kelegaan tersendiri buat saya. Begitu… Masya Allah ukhuwah yang saya rasakan sekarang. Dalam keadaan apapun senantiasa menyertai, mengiringi.. Meskipun sebernarnya, dalam keadaan seperti ini saya terbisa dengan keadaan menyedihkan saya(menurut porsi saya loh, ya..), tapi baru kali ini saya menyadari bahwa di tengah  situasi seperti ini pun, saya (harus) mengakui adanya lingkaran ukhuwah itu. Alhamdulillah ya Robb.. Asykuru ilayki.. :):):)

Saya teringat kisah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Yang ketika banjir itu datang dari Allah, Ia tak bersama kebanyakan keluarganya, tapi ia bersama sahabat-sahabatnya, bersama pengikut-pengikutnya, tak ketinggalan para binatang dari segala spesies yang berbeda, berpasang-pasangan, saling membersamai, juga saling mengiringi satu sama lain. kemudian tak terlupakan juga, yang paling penting, ia bersama Allah. Tuhannya, Yang Memberikan banjir itu untuk menguji kesetiaan dan keimanan kaumnya, Yang menghadirkan tali ukhuwah lalu menyimpulnya kuat,pada mereka yang tetap setia pada nabiNya, nabi mereka, Rabb mereka..

Well, saya pun harus betul-betul iri. Lalu kemudian saya bingung untuk melantunkan doa saya. Saya ingin berdoa agar malam ini tetap hujan(astaghfirulllah), biar saya bisa pulang. Saya rindu rumah, saya rindu kamar saya, saya juga rindu notebook+modem satu-satu saya yang selalu membantu saya ngilangin segala kekosongan waktu saya, menemani malam-malam begadang saya dengan segala kesibukan saya di dunia maya. Nge-blog salah satunya. Tapi, saya pun ingin tetap tinggal di sini, bersama mereka melewati hari-hari basah kita, dan malam-malam yang dingin, seperti  moment banjir 2 tahun lalu dan tahun2 kemarinnya. Tapi jauh dari itu semua, saya juga begitu ingin (bahkan ingin sekaaaliii!) air banjirnya surut sesurut-surutnyaaaaaaa,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, sampai kering sekering-keringnyaaaaaaaaaaaa…..……..………….… tak ada yang tersisa! (apaan jid? Biasa wae tho..!^^) secara, saya sudah dihantui dengan tumpukan target-target imtihan yang sempat tertunda selepas sakit magh kronis kemarin. Apalagi sekarang saya sedang menjalin  kompetisi. Balap-balapan hafalan gituu ma seorang teman. Kan sama-sama gak mau gagal, jadi harus saling berlomba mengejar target-target yang ada. Tapi itulah kendalanya, banjir menghambat ustadz kita tercinta, Ustadz usman untuk menyambangi kelas kami untuk menguji hafalan, wal akhir, hafalan yang akan diuji itu mengambang,tertinggal tanpa kepastian dan yang terpenting, tanpa penambahan. Miris!

 So, doa sederhana saya malam ini adalah,

“Ya Robb, berikan yang terbaik sajalah menurut-Mu. Banjir tidak banjir, Pulang tidak pulang, meskipun sebenarnya hati hamba  lebih condong pengen pulang, mudah2an segala keputusan-Mu menjadi kebaikan buat hamba, buat siapa saja yang bersyukur, dan siapa saja yang mengalami hal seperti ini. Aamiin..”  

Udara di sekitar semakin dingin saja, makanya saya segera menarik selimut ‘peninggalan’ yang sedari tadi merayu saya buat lekas tidur. Dan sebelum saya benar-benar terlelap, saya berfikir untuk menambahi doa saya tadi,

“Ya Allah, jika besok Engkau menakdirkan saya pulang, semoga saya tak menyesal tlah menyia-nyiakan suasana kebersamaan itu, mudah-mudahan saya masih sempat merasakannya di lain waktu dan kesempatan yang lebih baik. Aamiin ya Robb.. Allahumma aamiin..”
Kemudian saya benar-benar terlelap, tak sadarkan diri.. (^.^)

Tidak ada komentar: