Di tengah malam yang pekat,
Di sudut kamarku yang sudah lama sepi..
Kita memang bukan malaikat yang
selalu mulia.
Kau dan aku sama-sama punya setumpuk kesalahan, termasuk kesalahan masa lalu atau kapanpun itu.
Kau dan aku sama-sama punya setumpuk kesalahan, termasuk kesalahan masa lalu atau kapanpun itu.
Pertengkaran kecil juga bahkan sudah menjadi kebiasaan. Tapi bagiku,
selalu ada senyum lagi setelah itu. Menertawakan konyolnya kita, selalu menjadi
pilihan di tiap akhir episode yang sempat buram.
Dan kau tau,
Bisa tersenyum di tiap akhir episode
adalah sebuah kesyukuran. Maafmu yang selalu ada, melapangkan dada atas apa
yang sudah kulakukan selalu menjadi kebiasaanmu.
Saat kita sudah memulai perdebatan,
saling melempar kalimat yang diluar kesadaran, dan hati kita seakan menyempit,
maka maaf adalah penawar.
Maka maaf pengakhir segalanya. Maka beruntunglah jika
hati kita masih lebih luas dari lautan.
Saat kata-kata maaf seketika seperti
hujan, yang jatuh begitu saja di permukaan.
Tidak tau, apa yang membuatku
sebegitu bahagianya,
Bahkan sampai merasa beruntung
sekali bisa merasakan banyak hal dalam hidup ini, termasuk sebuah
pertengkaran-pertengkaran yang tak pernah kufahami awal mulanya.
Maaf untuk setiap kata dariku,
Juga terima kasih sudah menjadi pemeran pada episode-episode ini,
Mengajariku banyak hal tentang sebuah ‘pilihan’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar