Sabtu, 13 April 2013

Saya..

Sejak saya duduk di bangku SD saya selalu mendapatkan teman yang pemalu. Dan teman saya yang satu ini contohnya. Sejak dulu saya jarang bergaul dengan dia, pasalnya dia pemalu. Saya pun terkadang takut gak nyambung dengan tipikal orang yang pemalu.
Mungkin  karna saya ini juga susah memulai pergaulan. Makanya saya selalu jarang bertatap muka dengan dia, tidak pernah ngobrol ngalorngidul sana sini, bahkan saya tidak menganggap pertemanan saya ini adalah pertemanan yang dekat. Karna yang paling sering saya mendapati adalah diri saya berbicara dengan dia hanya saat saya sedang diam dan tak ada teman lain yang saya ajak diskusi gilagilaan  seperti biasanya saya.
Juga kali ini (Pasti) Bukan kebetulan saya ketemu dia lagi kemaren. Masih dengan semangatnya  untuk alquran, seperti dia yang selama ini saya kenal, yang lagilagi membuat saya malu. Kita sempat bercerita panjang lebar. Tentang dia yang katanya tegang mau audisi. (Lagilagi) tentang dia yang ingin sekali hafidz qur'an.
Tapi di selaselanya dia sempat menanyakan saya.
"saj, habis ini mau kuliah di mana? Jurusan apa?"
Saya baru sempat tersenyum, kemudian tersebutlah universitasuniversitas nun jauh di sana..
"Di mekka? Ambil jurusan qur'an? Madinah, ushul fiqih? Fiqih?  Ato di sudan? Tafsir?  Yaman-kah? Hadits?  Ato sampai Jakarta aja, LIPIA? Buat bahasa Arab? Ato di mana saj?" Semangatnya dia..
Waw!! Sebegitu hanifnya-kah saya di matanya? Saya jadi tambah senyumsenyum saja di depannya. Jujur di kepala saya pernah melintas fikiran ingin sekolah di negri sebrang yang jauh di sanaaa.. dengan mengambil jurusanjurusan yang seperti dia sebutkan tadi. Tapi entah sejak kapan keinginan itu tak pernah menoleh-kan saya lagi. Menyita perhatian saya.
Sampai sekarang ok-lah, saya masih ingin  kuliah di negrinegri orang yang jauh. Bahkan yang sangat jauh sekalipun. Tapi bukan dengan jurusan yang saya inginkan dulu. Tapi dengan jurusan dan mimpi yang sedang saya 'langitkan' sekarang.
"Kamu yakin mau tau saya pengen kuliah di mana?"
Dia mengangguk pasti, tidak lupa senyuman membujuk darinya.
Dan saat itu, dengan rasa takut kalaukalau dia kecewa dengan jawaban saya, saya menjawab dengan wajah yang berusaha meyakinkan dia bahwa inilah pilihan saya.
"Saya mau coba ke kedokteran UNHAS!" Kata saya tanpa menoleh ke wajahnya. Setelah itu, ada diam di sana.
Saya fikir dia sudah kecewa, saya fikir dia sudah akan mencerca saya (emang harus??). Saya fikir dia sudah menganggap saya ini akhwat apaan, saya fikir.. dan semuanya sudah saya fikir.
Ternyata jawaban dia..;
"Saj, kamu harus buktikan klo di antara kita, kamu dokter pertama yang hafal alqur'an!!"
Saya mengangkat wajah ke arahnya..
Ada api di sana..
#specialy for you, beloved sister..:):))

Tidak ada komentar: